Kamar kata dan tempat menyampah yang bukan sampah. Sebuah tulisan sederhana namun mencoba untuk tetap bermakna.

Sabtu, 26 Mei 2012

CHELSEA: Juara Liga Champions 2011/2012 yang Sensasional

Pada tanggal 19 Mei 2012 yang lalu terjadilah final Liga Champions musim 2011/2012 yang mempertemukan antara dua raksasa Eropa, Bayern Munchen (Jerman) dan Chelsea (Inggris), yang berlangsung di Allianz Arena, Jerman. Bermain di hadapan pendukungnya sendiri dan di kandangnya sendiri, Bayern Munchen harus rela mengakhiri musim ini tanpa gelar setelah mereka kalah 3-4 dari Chelsea dalam adu pinalti setelah bermain imbang 1-1 di 90 menit waktu normal dan 30 menit waktu extra time.

Bayern Munchen sebenarnya unggul lebih dahulu di menit 83 lewat sundulan Muller yang membuat kedudukan menjadi 1-0. Muller yang akhirnya ditarik keluar untuk digantikan beberapa menit setelah gol itu tampak tersenyum mengembang karena mengira sebentar lagi timnya akan menang. Namun apa yang terjadi? Disinilah drama dimulai!

 Gol Muller ke gawang Chelsea. Bayern Munchen 1-0 Chelsea

Tak lama setelah Muller duduk di bangku cadangan, Chelsea mendapatkan tendangan pojok pertama di pertandingan ini. Juan Mata yang menjadi eksekutor mengumpan bola ke arah Drogba dan gol! Sundulan keras dari Drogba tak mampu ditahan oleh kiper Bayern, Neuer. Skor menjadi 1-1, terlihat jelas bagaimana kecewanya pemain dan pendukung Bayern Munchen, apalagi Muller, sementara sorak gembira dari kubu Chelsea karena bisa memperpanjang nafas sampai babak extra time.

 Gol Drogba ke gawang Bayern Munchen. Bayern Munchen 1-1 Chelsea


Hanya 3 menit setelah extra time dimulai, Drogba membuat kesalahan fatal dengan menjatuhkan Ribery di dalam kotak pinalti Chelsea dan pemain Prancis itu pun harus ditarik keluar karena cedera. Robben mengambil tendangan pinalti namun sayang sekali tembakannya terlalu mudah dibaca kiper Chelsea, Cech. Extra time berakhir dengan kedudukan 1-1 dan dilanjutkan ke babak adu pinalti.

Bayang-bayang akan kegagalan final di Moscow 2008 lalu jelas melekat pada kubu Chelsea. Setidaknya itulah yang terjadi saat tendangan pinalti Mata bisa ditepis oleh Neuer dan Bayern sempat unggul 1-0 hingga pada tendangan pinalti ketiga skor pinalti menunjukkan 3-2. Disinilah drama tersaji. Dua eksekutor pinalti Bayern gagal melaksanakan tugasnya, sementara Ashley Cole berhasil menyamakan kedudukan dan Didier Drogba tampil sebagai pahlawan kemenangan Chelsea setelah tendangannya berhasil mengecoh Neuer dan menuntaskan adu pinalti dengan kemenangan 4-3 untuk Chelsea, membawa Chelsea mengangkat trofi Piala Liga Champions untuk pertama kalinya. Sebuah perjuangan yang luar biasa dari klub London Biru ini. CHELSEA!!

Gol penentu kemenangan Chelsea yang dicetak Drogba

Keberhasilan Chelsea menjadi juara Liga Champions ini banyak dikritik dari berbagai pihak yang berpendapat bahwa mereka menggunakan sepakbola negatif, bisanya cuma bertahan doang. Namun sejatinya Chelsea memang pantas meraih itu, terutama ketika melawan Barcelona di semifinal sebelumnya. Mereka berhasil menyingkirkan Barcelona dengan agregat 3-2 (menang 1-0 dan imbang 2-2). Banyak yang mengira bahwa Barcelona akan mudah mengalahkan Chelsea, nyatanya tidak demikian. Barcelona dibuat frustasi oleh pertahanan Chelsea -yang oleh pihak yang iri dengan Chelsea menyebutnya sebagai "parkir bis"- yang sangat rapat dan disiplin. Barcelona terlalu asyik menyerang, sehingga ketika mereka membuat kesalahan sedikit saja langsung dimanfaatkan oleh Chelsea seperti ketika Lampard berhasil merebut bola dari Messi, mengumpannya ke Ramires, dan dilanjutkan ke Drogba dan menjadi gol kemenangan Chelsea di leg pertama. Apa yang salah dengan permainan Chelsea? Terlalu banyak bertahan? Bertahan adalah salah satu bagian dari sepakbola, tidak hanya menyerang saja. Barcelona terlalu bernafsu untuk menyerang dan melupakan pertahannya dan akibatnya fatal -Torres mencetak gol penentu kelolosan Chelsea ke babak final- karena mereka lupa bertahan dan serangan balik Chelsea memang mematikan. Gol Torres ke gawang Barcelona kemarin membuktikan bahwa tidak selamanya gaya menyerang dan menguasai bola (possesion game) hingga hampir 80% akan memenangkan pertandingan. Permainan tika-tiki yang diagungkan Barcelona selama ini ternyata bisa kandas oleh strategi parkir bis yang diterapkan Di Matteo.








Ya, Chelsea memang sensasional musim ini. Terseok-seok di liga hingga hanya menempati posisi 6 di klasemen, mereka malah menyabet dua gelar prestisius: Piala FA dan Piala Liga Champions. Dengan keberhasilan Chelsea menjadi juara Eropa musim ini juga setidaknya mengorbankan Tottenham yang finis di posisi 4 di liga yang merupakan zona Liga Champions harus rela untuk main di Liga Eropa musim depan dan Arsenal yang finis di posisi 3 -normalnya posisi ini lolos langsung ke Liga Champions- harus mengikuti play-off Liga Champions dulu untuk musim depan sebelum berpentas lagi di kejuaran prestisius di Eropa itu. Terlepas dari banyak pihak yang mengkritik Chelsea, mungkin mereka adalah yang tidak senang caranya Chelsea juara atau mungkin pendukung Barcelona yang merasa kecewa dengan kekalahan atas Chelsea di semifinal, musim ini Chelsea yang tidak begitu diunggulkan di kompetisi manapun nyatanya bisa sampai menjadi Juara Liga Champions. Skor yang tertera di papan pertandingan mungkin tidak sesuai dengan prediksi karena memang di atas lapangan segalanya bisa terjadi. Barcelona atau Bayern Munchen mungkin memang sangat bagus dalam menyerang hingga menguasai bola sampai 70-80%, namun Chelsea juga bertahan dengan sangat baik. Namun ingatlah bahwa yang menentukan siapa yang menang di pertandingan tersebut adalah skor yang tertera di papan pertandingan, bukan possesion ball ataupun jumlah tendangan ke gawang lawan baik yang on target maupun off target. Chelsea telah menahan serangan lawan dengan sangat baik dan menyerang balik dengan sangat efektif, maka pantaslah kalau mereka menuai hasil kerja kerasnya di musim ini. Selain itu, Chelsea juga mungkin lebih beruntung daripada Bayern karena banyak peluang Bayern yang tidak tercipta menjadi gol. Pada hakikatnya semua itu kembali ke diri kita masing-masing. Memang kita bebas mengungkapkan pendapat. Namun jangan lupa bahwa menyerang dan bertahan adalah strategi di dalam sepakbola yang diperbolehkan (kecuali diving). Bagi para pencinta bola yang gemar bermain PES (Pro Evolution Soccer) 2012, tentu mengetahui bahwa ketika menyusun strategi di Game Plan ada berbagai macam gaya bermain: Possesion Game, Quick Counter, Standard, All-out Attack dan All-out Defence. Jika ada suatu tim yang sedang melakukan serangan ya wajarlah kalau tim yang sedang diserang itu bertahan, entah bertahan total dengan parkir bis seperti Chelsea ataupun bertahan dengan biasa-biasa saja. Jadi, masihkah menganggap sepakbola bertahan itu adalah sepakbola negatif?




Congrats for CHELSEA as winner of FA Cup and Champions League 2011-2012!

Tidak ada komentar: