Barang siapa yang bersabar, dia akan beruntung. Ya, kalimat "Man Shabara Zhafira" ini memang pantas bagi seorang Fernando Torres, penyerang Chelsea berkebangsaan Spanyol yang saat ini baru saja menikmati gelar Juara Eropa 2012 bersama La Furia Roja. Cederanya David Villa saat Barcelona mengikuti Piala Dunia Antar Klub tahun lalu menjadi berkah tersendiri bagi Torres, dia menjadi striker murni Spanyol dalam skuad Tim Matador untuk Piala Eropa 2012 di Polandia-Ukraina kemarin. Meskipun pelatih Spanyol, De Bosque, menerapkan strategi false nine dengan bermain menurunkan penyerang palsu, namun Torres malah mendapatkan sepatu emas di Piala Eropa tahun ini. Dia unggul efektifitas waktu dari penyerang top lainnya seperti Mario Gomez (Jerman), Mario Balotelli (Italia), hingga seorang Cristiaon Ronaldo (Portugal) sekalipun yang sama-sama mengemas 3 gol. Dalam kondisinya saat ini Torres telah mengalami naik-turun performa akibat cedera yang sempat dialaminya beberapa tahun yang lalu. Torres yang mengawali karir sepak bola di Atletico Madrid ini hijrah ke Liverpool pada tahun 2007 dan ia langsung menjadi salah satu top skor Liga Inggris pada musim pertamanya di Liverpool meski belum bisa memberikan gelar juara bagi The Reds. Julukan "El Nino" mulai melekat pada dirinya saat membawa Spanyol merajai Piala Eropa 2008 dengan mencetak gol tunggal kemenangan Spanyol atas Jerman di partai puncak. Perlahan tapi pasti, cedera membuat Torres mengalami penurunan performa di Liverpool. Dia tidak mampu memberi trofi satu pun di lemari piala The Reds. Meskipun begitu, dua tahun kemudian dia memegang Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dan itu merupakan gelar pertama Piala Dunia bagi Spanyol. Prestasi menterengnya bersama timnas lantas tidak segera menular di level klub. Hingga akhirnya dia membuat sebuah keputusan mengejutkan dengan pindah ke Chelsea pada akhir Januari 2011 yang membuat para Liverpuldian mengecapnya sebagai "pengkhianat". Doa "orang yang teraniaya" akhirnya terkabul. Torres hanya mencetak satu gol selama 6 bulan pertama berseragam Chelsea. Sungguh sebuah capaian yang sangat tidak diharapkan dari seorang pemain yang telah dikenal sebagai striker kelas dunia.
Masuknya Andre Villaz-Boas sebagai manajer baru Chelsea yang menggantikan Ancelloti sedikit menunjukkan tanda-tanda perubahan bagi Torres. Perlahan, dia mulai menemukan bentuk permainan garangnya kembali bersama Chelsea yang saat itu kebanyakan diisi oleh "pemain tua" yang dipandang tidak akan mampu berbicara banyak di musim tersebut. Puncak titik klimaksnya adalah saat AVB dipecat dan digantikan oleh caretaker Roberto Di Matteo.Ditinggal dalam kondisi kalah 1-3 dari Napoli di babak 16 besar Liga Champions, Di Matteo membawa perubahan yang sangat signifikan bagi Chelsea, sekaligus Torres. Chelsea melaju hingga babak final Piala FA dan Liga Champions, dan Torres mencetak hattrick pertamanya untuk The Blues saat Chelsea menggilas QPR 6-1 di Stamford Bridge. Tidak hanya itu, Torres juga mencetak gol paling langka saat mengeliminasi Barcelona di babak semifinal Liga Champions. Meskipun tidak diturunkan saat Chelsea mengalahkan Liverpool untuk merebut gelar Piala FA, namun Torres berandil besar kala menciptakan sebuah peluang tendangan sudut yang berbuah menjadi gol Chelsea saat melawan Bayern Munchen di partai final Liga Champions. Bersama rekan setimnya di timnas Spanyol, Juan Mata, impian Torres makin lengkap saat dia berhasil mengawinkan gelar juara Piala FA dengan juara Liga Champions. Di final Piala Eropa 2012 yang lalu pun, duet pemain Chelsea itu turut menyumbang gol dalam kemenangan La Furia Roja 4-0 atas timnas Italia. Boleh dikata, ini adalah buah kesabaran dari seorang Torres. Dia tidak putus asa meskipun sempat frustasi kala tidak kunjung bisa mencetak gol lagi saat penampilan awalnya bersama Chelsea.
Sampai saat ini, bersama Mata, Torres telah mendapatkan 3 piala: Piala FA, Piala Liga Champions, dan Piala Eropa. Torres bahkan berpeluang menggandakan koleksi pialanya menjadi 6 di tahun ini andaikata Chelsea mampu mengalahkan Manchester City di ajang Community Shield, mengalahkan Atletico Madrid di Piala Super Eropa, dan menjadi juara di Piala Dunia Antar Klub. Beruntunglah seorang Fernando Torres yang cukup bersabar dalam menghadapi badai ujian yang dilewatinya. Mari kita belajar dari Torres. Barang siapa yang bersabar maka dia akan beruntung, dan sesungguhnya Allah senantiasa bersama dengan orang-orang yang sabar. "Man shabara zhafira wa innallaha ma shabirin"
Masuknya Andre Villaz-Boas sebagai manajer baru Chelsea yang menggantikan Ancelloti sedikit menunjukkan tanda-tanda perubahan bagi Torres. Perlahan, dia mulai menemukan bentuk permainan garangnya kembali bersama Chelsea yang saat itu kebanyakan diisi oleh "pemain tua" yang dipandang tidak akan mampu berbicara banyak di musim tersebut. Puncak titik klimaksnya adalah saat AVB dipecat dan digantikan oleh caretaker Roberto Di Matteo.Ditinggal dalam kondisi kalah 1-3 dari Napoli di babak 16 besar Liga Champions, Di Matteo membawa perubahan yang sangat signifikan bagi Chelsea, sekaligus Torres. Chelsea melaju hingga babak final Piala FA dan Liga Champions, dan Torres mencetak hattrick pertamanya untuk The Blues saat Chelsea menggilas QPR 6-1 di Stamford Bridge. Tidak hanya itu, Torres juga mencetak gol paling langka saat mengeliminasi Barcelona di babak semifinal Liga Champions. Meskipun tidak diturunkan saat Chelsea mengalahkan Liverpool untuk merebut gelar Piala FA, namun Torres berandil besar kala menciptakan sebuah peluang tendangan sudut yang berbuah menjadi gol Chelsea saat melawan Bayern Munchen di partai final Liga Champions. Bersama rekan setimnya di timnas Spanyol, Juan Mata, impian Torres makin lengkap saat dia berhasil mengawinkan gelar juara Piala FA dengan juara Liga Champions. Di final Piala Eropa 2012 yang lalu pun, duet pemain Chelsea itu turut menyumbang gol dalam kemenangan La Furia Roja 4-0 atas timnas Italia. Boleh dikata, ini adalah buah kesabaran dari seorang Torres. Dia tidak putus asa meskipun sempat frustasi kala tidak kunjung bisa mencetak gol lagi saat penampilan awalnya bersama Chelsea.
Sampai saat ini, bersama Mata, Torres telah mendapatkan 3 piala: Piala FA, Piala Liga Champions, dan Piala Eropa. Torres bahkan berpeluang menggandakan koleksi pialanya menjadi 6 di tahun ini andaikata Chelsea mampu mengalahkan Manchester City di ajang Community Shield, mengalahkan Atletico Madrid di Piala Super Eropa, dan menjadi juara di Piala Dunia Antar Klub. Beruntunglah seorang Fernando Torres yang cukup bersabar dalam menghadapi badai ujian yang dilewatinya. Mari kita belajar dari Torres. Barang siapa yang bersabar maka dia akan beruntung, dan sesungguhnya Allah senantiasa bersama dengan orang-orang yang sabar. "Man shabara zhafira wa innallaha ma shabirin"